Ojek berbasis aplikasi telah menjamur
di berbagai kota-kota besar di Indonesia, mulai dari pulau Jawa hingga ke pulau
Sumatera. Dengan menggunakan aplikasi ojek online yang bisa di download di play
store, maka setiap pengguna smartphone dapat menggunakan jasa ojek online
tersebut. Meskipun pernah terjadi penolakan kehadiran moda transportasi
berbasis onine ini oleh driver transportasi konvensional, namun kehadirannya
tidak dapat terbendung lagi, karena kemudahan-kemudahan yang ditawarkan membuat
ojek daring ini mendapatan tempat tersendiri di hati para penggunannya.
Di Kota Padang sendiri telah terdapat
ojek onine seperti g*jek, dengan adanya ojek online ini, membuka lapangan
pekerjaan tersendiri bagi berbagai kalangan, baik kalangan pelajar maupun masyarakat
umum. Pengalaman saya ketika menggunakan ojek online pada hari Selasa, tanggal
23 Mei 2017, ketika saya harus membuat SKCK di kantor Polda Sumbar lama di Jl.
Raden Saleh, karena derah tersebut tidak dijangkau oleh angkot maupun
transpadang, maka saya memanfaatkan jasa ojek online dari depan Kantor Bank
Indonesia (BI) ke Polda Sumbar lama, kira-kira jarak yang ditempuh adalah 2,8
Km dengan biaya 5.000 rupiah. Sebelumnya saya naik ojek konvensional dengan
harga dua kali lipat dengan harga ojek daring tersebut. Menaiki ojek
konvensional oknum ojek tersebut meminta ongkos ojek 10.000 rupiah untuk jarak
yang sama. Oleh karena itu kenapa menaiki ojek daring ini menjadi pilihan
utama, karena biaya jasanya cukup murah.
Tulisan ini bukan bermaksud
menyudutkan salah satu pihak, ini murni pengalaman saya menaiki dua jenis ojek
tersebut.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar