Minggu, 14 September 2014

Makalah Pembangunan Partisipatif Kelompok V: “Partisipasi sebagai Kegiatan Sosial”



Makalah Pembangunan Partisipatif

Partisipasi sebagai Kegiatan Sosial”



Oleh:

Kelompok V

Nama anggota: 
   
        Mony Sartafifa        
                                      YaserArafat              
       Roma Arfendi                       
                                     Ismul Akhzam                       
        Aryuza Putri P                      

     Oki Putra Rendi                   

       Yeni Eka Putri                     
                                  Afrilanda Pratama   
    Yosi Yolanda W                   

     Wira Fitriyana                      



PRODI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS 
 2014
   



Kata Pengantar



Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Partisipasisebagaikegiatansosial” ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini ke depannya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung, dosen pembimbing mata kuliah PEMBANGUNAN PARTISIPATIF dan rekan-rekan seperjuangan. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.





Penulis, 10September 2014














BAB I

PENDAHULUAN

a.      Latarbelakang

Seperti yang dikatakanCohen dan Uphoff (1977), yang diacu dalam Harahap (2001)partisipasiitu adalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam pelaksanaan program dan pengambilan keputusan untuk berkontribusi sumberdaya atau bekerjasama dalam organisasi atau kegiatan khusus, berbagi manfaat dari program pembangunan dan evaluasi program pembangunan.Sedangkan menurut Ndraha (1990), diacu dalam Lugiarti (2004), partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dapat dipilah meliputi; (1) partisipasi dalam / melalui kontak dengan pihak lain sebagai awal perubahan sosial, (2) partisipasi dalam memperhatikan / menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima, menerima dengan syarat, maupun dalam arti menolaknya, (3) partisipasi dalam perencanaan termasuk pengambilan keputusan, (4) partisipasi dalam pelaksanaan operasional, (5) partisipasi dalam menerima, memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan, yaitu keterlibatan masyarakat dalam menilai tingkat pelaksanaan pembangunan.

b.      Rumusanmasalah

1.      Apasajakekuatandankelemahanpartisipasidalampembangunan?

2.      Bagaimanapartisipasiitudapatdikatakansebagaisuatu proses?

3.      Apasajapersyaratanmunculnyapartisipasi?



c.       Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pembangunan partisipatif dan menambah pengetahuan mengenai kekuatan dan kelemahan partisipasi dalam pembangunan, partisipasi sebagai suatu proses dan persyaratan munculnya partisipasi. Diharapkan bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pembaca makalah ini.



BAB II

PEMBAHASAN



1.      Kekuatandankelemahanpartisipasidalampembangunan

Dengan mengacu pada berbagai referensi (Anon, 2000; Blumenthal, 2000, Dovers, 2000; Kapoor, 2001; serta UNDP, 2000), Thomsen (2003) memaparkan keuntungan dan kerugian dari partisipasi masyarakat.

Keuntungan dari partisipasi masyarakat adalah:

1.      Partisipasi memperluas basis pengetahuan dan representasi.

Dengan mengajak masyarakat dengan spektrum yang lebih luas dalam proses pembuatan keputusan, maka partisipasi dapat:

(a) meningkatkan representasi dari kelompok-kelompok komunitas, khususnya kelompok yang selama ini termarjinalisasikan,

(b) membangun perspektif yang beragam yang berasal dari beragam stakeholders,

(c) mengakomodir pengetahuan lokal, pengalaman, dan kreatifitas, sehingga memperluas kisaran ketersediaan pilihan alternatif.

2. Partisipasi membantu terbangunannya transparansi komunikasi dan hubungan-hubungan kekuasaan di antara para stakeholders.

Dengan melibatkan stakeholders dan berdiskusi dengan pihak-pihak yang akan menerima atau berpotensi menerima akibat dari suatu kegiatan / proyek, hal itu dapat menghindari ketidakpastian dan kesalahan interpretasi tentang suatu isu / masalah.



3. Partisipasi dapat meningkatkan pendekatan iteratif dan siklikal dan menjamin bahwa solusi didasarkan pada pemahaman dan pengetahuan lokal.

 Dengan membuka kesempatan dalam proses pengambilan keputusan, maka para pembuat keputusan dapat memperluas pengalaman masyarakat dan akan memperoleh umpan balik dari kalangan yang lebih luas. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan akan lebih relevan dengan kepentingan masyarakat lokal dan akan lebih efektif.

4. Partisipasi akan mendorong kepemilikan lokal, komitmen dan akuntabilitas.

 Pelibatan masyarakat lokal dapat membantu terciptanya hasil (outcomes) yang berkelanjutan dengan menfasilitasi kepemilikan masyarakat terhadap proyek dan menjamin bahwa aktivitas-aktivitas yang mengarah pada keberlanjutan akan terus berlangsung. Hasil yang diperoleh dari usaha-usaha kolaboratif lebih mungkin untuk diterima oleh seluruh stakeholders.

5. Partisipasi dapat membangun kapasitas masyarakat dan modal sosial.

Pendekatan partisipatif akan meningkatkan pengetahuan dari tiap stakeholders tentang kegiatan / aksi yang dilakukan oleh stakholders lain. Pengetahuan ini dan ditambah dengan peningkatan interaksi antar sesama stakeholders akan meningkatkan kepercayaan diantara para stakeholders dan memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan modal sosial.

Sedangkan kerugian yang mungkin muncul dari pendekatan partisipatif adalah:

  1. Proses partisipasi dapat digunakan untuk memanipulasi sejumlah besar warga masyarakat.

Partisipasi secara sadar atau tidak sadar dapat merugikan kepada mereka yang terlibat jika:

(a) para ahli yang melakukan proses ini memanipulasi partisipasi publik untuk kepentingannya,

(b) jika tidak direncanakan secara hati-hati, partisipasi dapat menambah biaya dan waktu dari sebuah proyek tanpa ada jaminan bahwa partisipasi itu akan memberikan hasil yang nyata.

  1. Partisipasi dapat menyebabkan konflik.

Proses partisipasi seringkali menyebabkan ketidakstabilan hubungan sosial politik yang ada dan menyebabkan konflik yang dapat mengancam terlaksananya proyek.

  1. Partisipasi dapat menjadi mahal dalam pengertian bahwa waktu dan biaya yang dikeluarkan dipersepsikan sebagai sesuatu yang mahal bagi masyarakat lokal.

 Pada wilayah-wilayah dimana di dalamnya terdapat ketidakadilan sosial, proses partisipasi akan dilihat sebagai sesuatu yang mewah dan pengeluaran-pengeluaran untuk proses itu tidak dapat dibenarkan ketika berhadapan dengan kemiskinan yang akut.

  1. Partisipasi dapat memperlemah (disempower) masyarakat.

 Jika proses partisipasi dimanipulasi, tidak dikembangkan dalam kerangka kerja institusional yang mendukung atau terjadi kekurangan sumber daya untuk penyelesaian atau keberlanjutan suatu proyek, maka partisipan dapat meninggalkan proses tersebut, kecewa karena hanya sedikit hasil yang diraih, padahal usaha yang dilakukan oleh masyarakat telah cukup besar.


2.      Partisipasi sebagai suatu proses

Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah tentunya bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. Sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang penting dalam proses pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pembangunan tidak akan pernah mencapai tujuannya jika selalu meninggalkan masyarakat.

Pembangunan akan dinilai berhasil jika pembangunan tersebut membawa sebuah perubahan kesejahteraan dalam masyarakat. Sehingga proses pembagunan merupakan proses tawar menawar antara kebutuhan masyarakat dengan keinginan pemerintah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembagunan partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri.

Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota masyarakat merasa bahwa tidak hanya menjadi objek dari kebijakan pemerintah, tetapi harus dapat mewakili masyarakat itu sendiri sesuai dengan kepentingan mereka. Perwujudan partisipasi masyarakat dapat dilakukan, baik secara individu atau kelompok, bersifat spontan atau terorganisasi, secara berkelanjutan atau sesaat, serta dengan cara-cara tertentu yang dapat dilakukan.





3.      Persyaratanmunculnyapartisipasi

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh tiga factor pendukungnyayaitu:

1.      Adanya kemauan

2.      Adanya kemampuan

3.    Adanya kesempatan untuk berpartisipasi (Slamet, 1992)

Kemauan dan kemampuan berpartisipasi berasal dari yang bersangkutan (warga atau kelompok masyarakat), sedangkan kesempatan berpartisipasi datang dari pihak luar yang memberi kesempatan. Apabila ada kemauan tapi tidak ada kemampuan dari warga atau kelompok dalam suatu masyarakat, walaupun telah diberi kesempatan oleh Negara atau penyelenggara pemerintahan, maka partisipasi tidak akan terjadi. Demikian juga, jika ada kemauan dan kemampuan tetapi tidak ada ruang atau kesempatan yang diberikan oleh Negara atau penyelenggara pemerintahan untuk warga atau kelompok dari suatu masyarakat, maka tidak mungkin juga partisipasi masyarakat itu terjadi.

Berdasarkan hasil penelitian Gold smith dan Blustain tahun 1980 di Jamaica dalam Ndraha (1990), berkesimpulan bahwa masyarakat tergerak untuk berpartisipasi jika:

1. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat.

2. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan.

3. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat.

4. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau kurang berperanan dalam pengambilan keputusan.



BAB III

Penutup



A.   Kesimpulan

   Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata. Tentu dalam partisipasi masyarakat itu sendiri, memiliki kekuatan dan juga memiliki kekurangan terhadap pembangunan.Pembangunan akan dinilai berhasil jika pembangunan tersebut membawa sebuah perubahan kesejahteraan dalam masyarakat. Karena partisipasi itu sebagai suatu proses dan partisipasi itu bisa berjalan jika memenuhi beberapa persyaratan yaitu adanya kemauan, adanya kemampuan dan juga adanya kesempatan untuk berpartisipasi, tanpa adanya syarat tersebut partisipasi itu tidak akan mungkin terjadi.



Daftar Pustaka



http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/partisipasi/diakses pada selasa, 9September 2014 pukul 16.00 wib


http://uns.ac.id/data/sp11.pdfdiaksespadaselasa, 9 September 2014 pukul 16.30 wib














Tidak ada komentar :

Posting Komentar