Selasa, 05 Maret 2013

Makan Bajamba Tradisi Rang Piaman Kabupaten - Kab. Padangpariaman




Jamba
Padangpariaman,--- dari duaratus jamba masyarakat diantarkan ke Masjid Raya Sungai Durian, sejak pagi sampai menjelang sholat Ashar, silih berganti.

Ada yang diantarkan sendiri dari rumah, dengan menjunjung di atas kepala sambil jalan kaki, ada memakai mobil bahkan minta dijemput oleh pemuda yang menjadi petugas penjemputan.
Jamba itu merupakan hajat kaum ibu-ibu, dengan sajian beraneka masakan dan tampilan untuk dimakan bersama, sebagai puncak tradisi peringatan Maulud Nabi di Nagari Sungai Durian, Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Minggu (3/3/2013) kemarin.

Jamba tersebut nyaris memadati ruangan masjid, disusun oleh petugas. Setiap jamba hampir berisi bermacam masakan, jenis gorengan, gulai dan berupa sayur, termasuk penganan penutup. Selain dilengkapi nasi putih untuk santap beberapa orang.

Masing-masing jamba tetap menyajikan “kapalo jamba” yakni menu utama diantara sajian masakannya. Biasanya gulai kepala ikan atau sekaligus ikan besar satu ekor seberat 1-2 kilo yang dipanggang diberi bumbu.

Acara makan bajamba rang Sungai Durian ini dilaksanakan sesudah sholat Ashar, merupakan puncak prosesi yang sudah dimulai sebelumnya dengan pelaksanaan badikia (berzikir) sarafal anam, sebelum pkl 00 wib Sabtu malamnya sampai waktu sholat Subuh hari Minggu.

Kemudian dilanjutkan lagi pada pagi Minggu, dan menjelang masuk sholat Zhuhur basyarakal. Kemudian siap sholat Ashar diisi penampilan salawat dulang, yang mendendangkan kiasan-kiasan pedoman hidup sehari-hari, yang disampaikan terkadang melalui pantun jenaka.

Beberapa ibu-ibu pengantar jamba, saat diminta keterangannya mengenai tradisi mengantar jamba di waktu bulan maulud, umumnya menyampaikan rasa senangnya meskipun keluar biaya ratusan ribu untuk membuat sajian itu.

“Yang membuat kami senang dan puas, kalau jamba kami menempati urutan di depan saat disusun dalam masjid. Kemudian disantap mereka yang kami anggap orang terhormat dan habis, berarti masakan kami memang enak dan disukai,” ungkap Etek (49) dengan wajah bahagia.

Ratusan masyarakat tua muda, laki-laki perempuan, Nagari Sungai Durian dan undangan memadati lokasi meskipun cuaca terik dan udara panas. 2 tenda besar dipasang dipadati mereka yang turut memeriahkan pelaksanaan maulud.

Pihak panitia juga menyediakan di teras masjid hidangan yang bisa dinikmati undangan atau masyarakat menjelang makan bajamba. Disajikan antara lain rendang dan gulai daging sapi potong berupa bagian dari 20 ekor sapi yang disembelih, selama 3 hari penyembilahan Kamis, Jumat dan Sabtu, sekaitan aqiqah massal yang dilaksanakan masyarakat Sungai Durian di masjid yang sama, serangkaian dari kegiatan maulud ini.

Menurut pantaua di lapangan  sajian menu setiap jamba sudah bervariasi dewasa ini. Kemudian penataan jamba pun umumnya banyak dikreasikan agar terlihat menarik yakni, susunan setiap piring dan penempatan kapalo jamba di setiap jamba. Sementara sajian-sajian menu tradisi yang selalu disajikan di waktu maulud masih banyak terlihat pada sejumlah jamba. Menu-menu yang spesifik dan sederhana masakan rumahan.

Bangunan jamba yang terbuat dari bingkai kayu, tempat penyusunan sajian sehingga satu paket masih mempertahankan khas tradisi sampai kini. Dilengkapi dengan kain penutup di bagian puncaknya berupa kain lapak, berbahan beludru bersulam emas, bermanik-manik dan di sejumlah sisi dipasang kaca cermin. SitinjauNews

SitinjauNews

Tidak ada komentar :

Posting Komentar