Kamis, 26 Juni 2014

Di Pilpres Ada Ramadhan. Jaga Mulut!!



          
Allah Maha Besar
Tahun ini adalah tahun politiknya Indonesia, pergelaran pemilu yang menjadi agenda wajib lima tahunan akan dilaksanakan pada tanggal 9 juli 20014, dimana pemilu presiden yang akan mempertarungkan dua kubu calon presiden dan calon wakil presien, yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK.

Jelang pilpres ini, pertarungan begitu panas antara kedua kubu atau tim sukses  capres tersebut, tidak jarang terjadi perseteruan yang hingga berujung kepada konflik, seperti yang terjadi akhir-akhir ini dimana gara-gara saling cekcok dan menjelek-jelekan capres dikungan lawan dua orang tukang becak berkelahi. Ini cukup memprihatinkan bagaimana kecerdasan emosional masyarakat indonesia begitu  lemah, padahal pasangan capres-cawapres tersebut tidak  ada yang sampai berkelahi.
            Menjelang bulan ramadhan ini, suhu politik yang sedang memanas harus secepatnya diredam, karena jangan sampai gara-gara perdebatan mengenai politik merusak nilai pahala puasa kita. Debat kusir yang acap kali diperagakan oleh para pendukung capres dan cawapres semakin mengkhawatirkan, pasalnya para pedukung capres dan cawapres berdebat tidak lagi secara dewasa dan rasional. Rasionalitas yang hilang akibat terlalu mengagung-agungkan capres dan cawapres idola sehingga ketika bicara ibarat tong kosong, asal bunyi. Tidak jarang nada hinaan dilontarkan kepada kubu lain.
Padahal Rasulullah SAW mengingatkan umatnya agar menjaga lisan ketika berbicara. Sebagaimana sabda rasul:
“…Rasulullah saw bersabda, ‘Maukah aku beritahukan kepadamu tentang kunci semua ini?’ Saya (Mu’adz ra) berkata, ‘Mau, wahai Rasulullah saw.’ Maka Rasulullah saw memegang lidahnya, beliau bersabda, ‘Tahan ini!’ Saya (Mu’adz ra) berkata, ‘Wahai Nabi Allah, adakah kita terhitung berbuat dosa dikarenakan apa yang kita bicarakan?’ Maka Rasulullah saw bersabda, ‘Ibumu kehilangan dirimu wahai Mu’adz, tidakkah banyak manusia terjerumus mukanya di dalam neraka dikarenakan lidahnya’, Atau ‘Bukankah hidung manusia terjerembab ke dalam neraka dikarenakan jeratan-jeratan lidahnya?’” (HR At-Tirmidzi dan ia mengatakan hadits ini hasan shahih).

Sungguh ancaman yang begitu besar dilontarkan oleh Rasulullah bagi mereka yang tidak bisa menjaga lisannya dalam berbicara. Namun fenomena sosial yang saat ini kitas saksikan begitu jauh dari harapan bahwa umat islam mentaati Rasul. Media sosial yang seyogyanya adalah alat berinteraksi sosial masyarakat, malah menjadi alat untuk saling serang dengan statment-statement negatif yang ditujukan kepada kubu lawan.
Sebab, semua yang keluar lisan, selalu ada pengawas yang mencatat. Allah swt berfirman:
 Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” (QS Qaaf [50]: 18
Namun, Rasulullah juga telah menjanjikan untuk umatnya surga bagi mereka yang mampu menjaga lisannya.
Rasulullah saw bersabda, “Dari Sahl bin Sa’d, dari Rasulullah saw, beliau bersabda: ‘Siapa yang mau menjamin untukku bahwa ia akan menjaga organ antara dua rahang dan dua kakinya, maka aku jamin surga baginya’,” (HR Bukhari [6474]).
Berangkat dari permasalahan ini dan sebagai umat muslim yang akan menyambut bulan suci ramadhan, alangkah baiknya untuk menahan diri dari perkataan-perkataan kotor yang tidak hanya mengotori mulut dan merusak ibadah puasa, namun juga membuat orang lain tersinggung karena perkataan kita.
Raulullah bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan pevkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
Semoga dibulan ramadhan kita bisa menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia sehingga tidak merusak pahala puasanya.
     Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kama beupuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa” (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)







Tidak ada komentar :

Posting Komentar