Oleh: Yaser
Arafat
Mahasiswa sebagai kaum intelektual tentunya memiliki tanggungjawab sosial
ditengah-tengah masyarakat, kemampuan hardskill dan softskill adalah dua hal
yang mutlak dimiliki oleh seorang mahasiswa ketika terjun di masyarakat.
Mendapatkan kemampuan yang bersifat hardskill dapat diperoleh oleh mahasiswa di
dalam kelas saat perkuliahan berlangsung. Duduk manis dan mendengarkan ceramah
dosen maka kemampuan hardskill pun akan diperoleh. Tetapi untuk kemampuan yang
bersifat softskill tidak akan bisa didapat di bangku kelas, karena kemampuan
ini hanya ada di kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler seperti mengikuti organisasi
atau unit kegiatan mahasiswa yang ada di kampus.
Hal yang memprihatinkan saat ini adalah pada umumnya mahasiswa memandang
organisasi adalah sesuatu yang tidak penting, ketika berfikir untuk masuk
organisasi maka hal yang terbayang adalah kegiatan organisasi akan menganggu
perkuliahan. Kenyataan sosial ini adalah dampak dari IPK Sentris-nya pada saat
sekarang ini. Ketakutan-ketakutan IPK akan turun jika sibuk di organisasi dan
jarang mengikuti perkuliahan harus diluruskan, karena tidak benar organisasi
menjatuhkan IPK mahasiswa. sebenarnya terdapat gaktor lain yang menyebabkan IPK
Sentris-nya mahasiswa saat ini, antara lain:
a. Tuntutan orangtua
Setiap mahasiswa tentunya memiliki tanggung jawab
dan amanah yang harus dujalankan ketikan menduduki bangku perkuliahan. Orangtua
yang telah susah payah mencari uang dikampung halaman adalah alasan utama jika
seorang mahasiswa harus mendapatkan nilai sebaik mungkin dan tamat tepat waktu,
meski pun tidak semua orangtua yang menuntut hal itu, tapi sebagai anak
tentunya menjadi tanggung jawab tersendiri untuk membahagiakan orangtua lewat
IPK yang memusakan.
b. Waktu perkuliahan yang tidak mendukung
Khususnya di
Universitas Andalas, waktu perkulihan sampai jam enam sore tentunya menganggu
kegiatan organisasi serta mematahkan semangat mahasiswa untuk berkecimpung di
organisasi. Karena kegiatan di organisasi seperti rapat dilakukan setelah
perkuliahan usai. Pulang mala adalah konsekuensi tersendiri yang harus ditanggung
jika mahaiswa masih ingin berorganisasi, belum lagi tugas kuliah yang deadline
esok harinya.
b. Target tamat empat tahun
Sebagian besar mahasiswa Universitas Andalas
adalah para penerima beasiswa. Seperti
beasiswa bidikmisi dan etos Padang.
Tuntutan tamat emapat tahun ini selalu menjadi bayang-bayang bagi mereka
yang memperoleh beasiswa ini, ditambah lagi target IPK minimal juga menjadi
persyaratan mempertahankan beasiswa ini.
Jika kita melihat Universitas Andalas yang telah mendapatkan akredirasi A
dari BANPT pada tahun 2004 silam, tentunya semua itu tidak terlepas dari
kegiatan kemahasiswa seperti keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi. Ini
adalah PR kita bersama untuk memecahkan masalah sosial ini.