Antara Kuliah dan Kerja

Kuliah untuk mendapatkan kerja, itulah yang menjadi buah bibir setiap orangtua yang ingin menguliahkan anak-anaknya, memang tidak dapat kita pungkiri, bahwa harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak merupakan mimpi setiap orang, sehingga berlomba-lomba menempuh pendidikan tinggi dengan biaya yang tidak sedikit demi memperoleh gelar sarjana. Saat ini terdapat ribuan lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya, sementara lowongan kerja yang tersedia sangat terdapat, tidak seimbang dibandingkan dengan jumlah lulusan yang ada, sehingga setiap lulusan menjadi beban ekonomi negara jika berdiam diri dalam jebakan pengangguran. 

Namun fakta tersebut tidak boleh menjadi pematah semangat setiap anak muda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, karena tidak selamanya lulusan perguruan tinggi tersebut menganggur, seiring berjalannya waktu, para sarjana da tersebut pasti akan memperoleh pekerjaan bermodalan ijazah S1, tergantung usaha dalam mencari kerja tersebut, selain itu fungsi pendidikan bukan saja sebagai pencetak para pekerja, tapi juga akan melahirkan insane yang memiliki daya pikir yang baik, berkarakter dan berakhlak mulia.

Gubernur terpilih DKI Jakarta yang pernah menjadi Mendikbud mengatakan bahwa “Biaya pendidikan memang mahal, namun tidak berpendidikan lebih mahal”. Jika kita lihat pendidikan di Indonesia memang cukup mahal bagi sebagian besar masyarakat, namun jika kita renungkan, biaya yang dikeluarkan akibat kebodohan yang mengungkung anak bangsa lebih mahal daripada biaya pendidikan itu sendiri.