Pemimpin,
kalau mendengar kata ini biasanya kita ingat presiden, gubernur, walikota, dsb.
Tapi kita lupa terhadap diri kita yang sejatinya adalah pemimpim juga. Pemimpin
artinya orang yang diberikan kekuasaan untuk mengatur sumber daya yang ada demi
tercapainya tujuan bersama. Kalau di suku Minangkabau pemimpin ini diartikan
sebagai orang yang “didahulukan salangkah,
ditinggikan sarantiang”. Lalu bagaimanakah pemimpin yang baik itu? disini
saya akan memaparkan sependek pengtahuan saya menegenai pemimpin yang baik itu. cekidottt
Pemimpin
yang baik itu tentunya harus memiliki mental yang kuat, karena mental yang kuat
mampu membentengi kita dari rasa was-was, takut, dan ragu-ragu serta siap menerima
setiap ancaman dan risiko yang suatu waktu datang atas tindakan dan
keputusannya. Jika seorang pemimpin ragu-ragu dalam bertindak atau dalam
mengambil keputusan, maka integritas oranglain atau anggota kepadanya akan
berkurang. Namun menumbuhkan mental baja terebut tidaklah semudah yang dibayangkan,
tidak semua pemimpin memiliki mental baja tersebut. “Lingkungan menciptakan
kepribadian seseorang”. Begitulah kira-kira sosiolog menggambarkan bahwa
karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia tinggal.
“Pelaut
ulung tidak terlahir di laut yang tenang” pepatah itu mengartikan jika seseorang
yang memiliki mental yang kuat harus terlatih di lingkungan yang benar-benar
menguji dan mengasah mental individu tersebut. Tidak seperti anak mami yang
lembek, yang bisanya menerima apa yang telah diatur oleh lingkungan tanpa
berusaha untuk menciptakan hidup untuk hidupnya sendiri.
Pemimpin
yang plin-plan bukanlah pemimpin yang pantas dijadikan panutan, karena sikap
plin-plan akan melahirkan ketidakpastian dalam tataran organisasi yang ia
pimpin. Selain pemimpin yang bermental dan tekad yang kuat, seorang pemimpin
yang baik juga harus bisa mendekati anggotanya secara emosional, ini penting
untuk organisasi non profit, karena anggotanya akan bekerja tanpa pamrih serta
bekerja dengan hati. Biasanya pemimpinan yang menggunakan kedekatan emosional
dengan anggotanya adalah pemimpin organisasi kemahasiswaan yang ada di
perguruan tinggi ataupun organisasi kepemudaan (OKP).
Hal
yang terpenting yang harus dimiliki dari seorang pemimpin adalah seorang
pemimpin harus memiliki keyakinan atau agama yang benar, karena jika memilih pemimpin
tanpa melihat agamanya, maka Allah tidak memberikan pertolongan bagi
orang-orang yang zalim (kafir). Semoga bangsa ini diberikan Tuhan pemimpin yang
baik secara intelektual, emosioal, dan spritual. Aamiin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar