“All the World’s a stage and all the men and
women merely players” (Shakepeare dalam Sunarto, 2004).
Salah seorang ahli sosiologi masa
kini yang memberikan sumbangan penting terhadap sosiologi adalah Erving
Goffman. Ia menggunakan prinsip yang dinamakan dramaturgi yang oleh Margaret
Poloma didefenisikan sebagai “pendekatan yang menggunakan bahasa dan khayalan
teater untuk menggambarkan fakta subjektif dan objektif dari interaksi sosial”.
Usaha Goffman dalam memahami interaksi dengan memakai bahasa dan khayalan
teater agaknya diilhami oleh pendapat Shakepeare,
bahwa dunia merupakan suatu pentas dan semua laki-laki dan perampuan
merupakan pemain.
Goffman dalam bukunya The Presentation of Self Life memulai
uraiannya dengan menyatakan bahwa individu yang berjumpa orang lain akan
mencari informasi mengenai orang dijumpainya atau menggunakan informasi yang
telah dimilikinya., antara lain dengan tujuan memanfaatkan inforamsi tersebut
untuk mendefenisikan seseuatu.
Menurut Goffman dalam suatu
perjumpaan masing-masing pihak secara sengaja maupun tidak membuat pernyataan (expession) pihak lain memperoleh kesan (impression). Goffman membedakan dua
pernyatan, pernyataa yang diberikan (expression
given) dan pernyataan yang dilepaskan (expression
take off). Pernyataan yang diberikan merupakan pernytaan untuk memberikan
informasi sesuai apa yang lazimnya berlaku. Pernyataan yang dilepaskan ke pihak
lain memiliki informasi yang menurut orang lain memperlihatkan ciri si pembuat
pernyataan.
Kita tentu pernah melihat
seseorang mengucapkan terimakasih dengan muka masam. Ucapan terimakasih
merupakan pernyataan yang diberikan sesuai kebiasaan yang berlaku; namun wajah
masam merupakan pernyataan terlepas yang memberikan informasi mengenai perasaan
sebenarnya si pembuat pernyataan.
Penggunaan bahasa dan khalayak
teater untuk menggambarkan kenyataan sosial terlihat dari konsep yang dipakai Goffman
untuk menggambarkan situasi perjumpaan. Kegiatan seorang peserta untuk
mempengaruhi peserta lain dalam situasi interaksi atau perjumpaan, misalnya,
disebutnya “penampilan”. Tempat kegiatan
berlangsunh disebut kawasan depan (front
stage), dsamping itu terdaoat kawasan belakang (back stage), tempat penam[ilan di kawasan depan dipersiapkan dan
kesan yang disajikan melalaui penampilan dibantah secara sadar melalui tindakan
yang tidak sepadan dengan penampilan dikawasan depan.
Penampilan untuk mendefenisikan
situasi dapat disajikan oleh seorang individu , tetapi dapat pula disajikan ole
beberapa orang selaku “tim”. Penampilan individu dan tim disaksikan oleh
khalayak (audiens); orang yang berada
diluarmerupakan orang luar (outsiders).
Dikala menyajikan pebampilan di kawasan depan, tim berusaha menjaga solidaritas
dan menutupu kesalahan anggota tim. Dalam interaksi, para pelalu berusaha
menonjolkan kesepakatan dan menghindari pertentangan.
Daftar Pustaka
Sunarto,
Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar