Berger
mendefenisikan sosialisasi sebagai “a
process by wich a child learns to be a participant member of society”
proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpatisipasi dalam masyarakat (Berger dalam Sunarto, 2004).
Defenisi ini
disajikan dalam suatu pokok bahasan berjudul “society in man”; dari sini tergambar pandangannya bahwa melalui
sosialisasi masyarakat dimasukan ke dalam manusia.
Pemikiran Mead
Salah
satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi ialah teori Goerge Herbert
Mead. Dalam teori yang diuraikan dalam buku Mind,
Self, and Society (1972), Mead menguraikan tahap pengembangan diri (self)
manusia. Manusia yang baru lahir tidak mempunyai diri. Diri manusia berkembang
secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Menurut Mead
pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap-tahap, yaitu
tahap play stage, game stage, dan generalized other.
Setiap
anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam
masyarakat-suatu proses yang dinamakan dengan pengambilan peran (role taking). Dalam proses ini, seseorang
belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran yang harus
dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada dalam masyarakat ini
seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain.
Menurut
Mead, pada tahap pertama, play stage,
seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang berada
disekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dijalankan orangtuanya, misalnya,
atau peran orang dewasa lain dengan siapa ia berinteraksi. Dengan demikian kita
sering melihat anak kecil yang dikala bermain meniru peran yang dijalankan
ayah, ibu, kakak, nenek, polisi, dokter, tukang pos, supir, dan sebagainya. Namun
pada tahap ini, sang anak belum sepenuhnya memahami isi peran-peran yang ditirukannya
itu.
Pada
tahap game stage seorang anak tidak
hanya telah mengeahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah pula mengetahui
peran yang dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Contoh yang
diajukan Mead adalah keadaan dalam suatu pertandingan tidak hanya mengetahui
apa yang diharapkan orang lain darinya, tetapi juga apa yang diharapkan oranglain
yang ikut bermain dalam pertadingan tersebut. Dikala bermain sebagai penjaga
gawang misalnya, ia mengetahui peran-peran yang dilakukan oleh penjaga gawang
tersebut, dan peran-peran yang dilakukan oleh orang lain.
Pada
tahap awal sosialiasi, interaksi anak biasanya terbatas pada jumlah kecil orang
lain—biasanya keluarga, terutama ayah dan ibu. Oleh Mead, yang penting dalam proses
sosialisasi ini dinamakan significant
others. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang telah dianggap telah mampu
mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat—mampu mengambil
peran generalized others. Ia telah
mampu berinteraksi dalam masyarakat karena memahami peranannya sendiri serta
peran orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Selaku anak ia telah memahami
peranan yang dilakukan orangtua. Jika seseorang telah mencapai tahap ini maka
orang tersebut telah mempunya suatu diri. Dari pandangan Mead ini terlihat
bahwa diri seseorang terbentuk melalu interaksi dengan orang lain.
Daftar
Pustaka
Sunarto,
Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar